Credited: Pixabay |
Semakin hari kemajuan teknologi semakin canggih. Kecanggihan ini mempengaruhi hidup manusia, membuatnya jadi jauh lebih mudah. Tidak hanya dalam hal pekerjaan dan aktivitas fisik, tapi juga dalam komunikasi.
Kita tidak bisa menampik kenyataan, bahwa di era teknologi 4.0 ini, komunikasi tidak hanya bisa dilakukan sebatas antara dua orang saja, tetapi bisa ke banyak orang. Hal ini terbukti dengan menjamurnya aplikasi yang dinamakan media sosial.
Salah satu media sosial yang diminati itu adalah Facebook. Platform sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia ini, mampu mengikat penggunanya untuk tetap eksis, baik melalui unggahan foto, perpesanan, maupun postingan tulisan.
Khusus fitur kolom dengan pertanyaan "apa yang anda pikirkan", di sana kita bisa menulis apapun tentang diri dan kehidupan kita. Kolom status inilah yang paling candu digunakan untuk membagikan ragam aktivitas. Termasuk curhat masalah pribadi.
Tidak jarang bahkan curhatnya kebablasan. Ada yang mengekspos masalah rumah tangga, kesehatan, kekayaan dan berbagai hal yang bahkan sebenarnya tidak layak menjadi konsumsi publik.
Kenapa?
Karena hidup memiliki privacy. Ada hal-hal yang harusnya disimpan agar tidak membuat orang lain berpikiran negatif terhadap kita. Hal-hal yang membuat orang lain memandang remeh kita karena curhatan kita, baik dilihat dari segi isi curhatan maupun dari bahasa yang digunakan.
Tidak jarang ada yang curhat di Facebook menggunakan kata-kata kasar. Bahkan sampai terang-terangan memposting sesuatu untuk menunjukkan kekesalan pada seseorang, yang berujung putusnya silaturahmi.
Jika hal-hal seperti yang disebutkan di atas terjadi, dilihat banyak orang, tentu ini bisa membentuk opini. Bisa menimbulkan penilaian negatif dari orang lain terhadap pribadi kita.
Sejatinya manusia ingin dianggap baik. Ingin menjadi orang yang baik di mata siapapun. Tidak ada yang mau dicap sebagai orang jahat. Maka dari itu, jaga wibawa di Facebook. Salah satu caranya yaitu dengan menahan diri curhat di Facebook.
Selain untuk melindungi kita dari penilaian negatif orang lain, berusaha untuk menghindari curhat online di kolom komentar juga bentuk upaya menjaga malu. Karena salah satu cabang iman adalah malu.
Dengan tidak curhat di Facebook, berarti kita menjaga malu atas masalah kita, aib kita, agar tidak diketahui orang lain. Kita menjaga malu dari penghakiman sepihak orang lain, yang tidak semua orang bisa menangkap maksud isi curhat online kita seperti yang kita maksudkan.
Kita menjaga malu kita dari persepsi negatif yang mungkin datang. Karena faktanya, tidak semua orang menyukai kita, menyenangi kita. Akan ada orang yang tidak suka, sehingga mencari celah untuk menjatuhkan kita, berpikiran buruk tentang kita, bahkan sampai membicarakan masalah kita pada orang lain.
Maka dari itu, bijaklah menulis di kolom status. Jangan dengan gamblang menuliskan jawaban atas pertanyaan "apa yang anda pikirkan". Ingat wibawa, ingat malu. Jangan hanya karena latah, malah membuat kita menelanjangi diri sendiri di mata orang banyak.
0 Comments